Sabtu, 23 April 2011

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN MORBILI

SHOLIKHATUL WAFIYAH
04.08.2074
d/kp/vi


MORBILLI

A. PENGETIAN
Morbilli adalah penyakit infeksi yang sangat menular yang di sebabkan oleh virus, dengan gejala-gejala berupa eksartem akut, demam, radang, kataral selaput lendir, kemudian diikuti erupsi macula papula yang berwarna merah dan di akhiri dengan deskuamasi dari kulit. (Soedarto, 1990)
Morbilli adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang di tandai dengan 3 stadium, yaitu stadium inkubasi, stadium prodromal dan stadium erupsi. (Rampengan dan Laurent 1993)

B. ETIOLOGI
- Virus rubeola, mempunyai ukuran diameter 140 milimikron, virus ini tidak tahan panas (therma labil), usia aruhnya sekitar 2 jam pada suhu 37 C dan menjadi tidak aktif pada PH di bawah 4,5.

C. TANDA DAN GEJALA
- Paras badan yang lebih tinggi
- Terdapat bintik koplik pada mukosa mulut
- Batuk

D. PATOFISIOLOGI
Terpapar melewati udara (virus rubeola)

Virus melewati masa inkubasi sekitar 11 hari

Demam, malaise, myalgia dan sakit kepala

Keluhan pada masa akut timbul konfobia
Rasa panas dalam mata dan mata akan tampak merah

Radang kataral saluran pernafasan gejala batuk, bersin

1-4 ini petekie pada platum dan faring atau adanya bintik konplik pada mukosa

campak

E. KOMPLIKASI
1. Pneumoni
Merupakan penyebab kematian utama dari morbilli. Hal ini dapat terjadi oleh karena perluasan infeksi virus disertai dengan infeksi sekunder.
2. Gastroenteritis
3. Esefalitis
Merupakan komplikasi yang berat dan sering menyebabkan kematian, biasanya timbul pada hari ke 2-6 setelah timbul rash.
4. Otitis media
5. Mastoiditis
6. Gangguan gizi
Terjadi sebagai akibat intake yang kurang.

F. PENATALAKSANAAN
- Anti biotik diberikan bila ternyata terdapat infeksi sekunder
- Kortikosteroid dosis tinggi biasanya diberikan kepada penderita morbili yang mengalami ensefalitis
- Memperbaiki keadaan umum
- Antipiretika bila suhu tinggi
- Sedativum
- Obat batuk
- Morbili dapat di cegah dengan pemberian imunisasi

G. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : Malaise
2. Sirkulasi
Tanda : Tekanan darah normal / sedikit di bawah jangkauan normal (selama hasil curah jantung tetap meningkat)
Denyut perier kuat, cepat (perifer hiperdinamik), lemah / lembut / mudah hilang, takikardia elestrem (syok)
Suara jantung disritmia dan perkembangan S3 dapat mengakibatkan disfungsi miokara, efek dari asidosis / ketidakseimbangan elektrolit. Kulit hangat, kering, bercahaya (vasodilasa, pucat. Lembab, burik).
3. Eliminasi
Gejala : Diare
4. Makanan / Cairan
Gejala : Anoreksia, mual / muntah
Tanda : Penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan / massa otot (malnutrisi)
Penurunan haluaran, kosentrasi urine, perkembangan ke arah oliguria, anuria.
5. Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, pusing, pingsan
Tanda : Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientasi, delirium / koma.
6. Nyeri / kenyamanan
Gejala : Kejang abdomen, lokalisasi rasa sakit / ketidaknyamanan urtikaria / pruritus umum.
7. Pernafasan
Gejala : Takipnea dengan penurunan ke dalam pernafasan, penggunaan kortikosteroid.
Inveksi baru, penyakit viral.
Tanda : Suhu umumnya meningkat (37,950C atau lebih) tetapi mungkin normal pada lansia atau mengganggu pasien : kadang subnormal di bawah (36,630C).
Menggigil.

DAFTAR PUSTAKA


1. Doengoes Marilyn, (1999), Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3, Jakarta, EGC.
2. Linda Juall Carpenito, (1995), Rencana Asuhan Keperawatan dan Dokumentasi Keperawatan, Jakarta : EGC.
3. Rampengan, T. H dan Laurentz, i.r (1993), Penyakit infeksi tropik pada anak, Jakarta : EGC.
4. Dr. Soedarto , (1990), Penyakit-penyakit infeksi di Indonesia, Penerbit Widya Medika Jakarta.




















PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Tgl. Pengkajian = 01-02-2006 Jam = 15.00 Oleh = Aisah
I. IDENTITAS
A. PASIEN
Nama : Nn. L
Tempat / tgl lahir (umur) : 25 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Gambiran, Yogyakarta
Status perkawinan : Belum kawin
Pendidikan : Lulus SLTA
Pekerjaan : -
Suku bangsa : Indonesia
Tanggal masuk RS : 01-02-2006
Ruang : F
Diagnosa Medis : Morbilli

B. KELUARGA / PENANGGUNG JAWAB
Nama : Bp. S
Hubungan : Orang tua
Alamat : Gambiran, Yogyakarta

II. RIWAYAT KESEHATAN
A. KESEHATAN PASIEN
8. Keluhan Utama
Pasien mengeluh mual, muntah, nyeri pada uluhati, badannya terasa dingin, timbul bentol-bentol merah, gatal diseluruh tubuh.
9. Alasan masuk RS
Untuk mendapatkan perawatan secara invasive tentang penyakitnya, karena pasien mengeluh mual, muntah, nyeri uluhati, badannya terasa dingin, timbul bentol-bentol gatal di seluruh tubuh.
10. Riwayat penyakit sekarang
Sekitar kurang lebih 1 minggu yang lalu pasien mengeluh perutnya mual, tidak nafsu makan, badannya panas dalam tapi kadang menggigil yang sangat. Selain itu terdapat bentolan-bentolan merah pada seluruh permukaan kulit dan gatal. Akhirnya pada tanggal 01-02-2006 pasien tidak tahan dan dibawa ke IGD RS BETHESDA, di diagnosa kena “MORBILLI”. Mendapatkan infuse KAEN 3B dan obat-obatan :
- Vomidex 1 amp
- Nantin 1 amp
- Kalmetason 1 ec
- Sistenol 3x1
- Imbost 3x1
- Nizen 1x1
Di kirim ke ruang F dengan keadaan sakit sedang, KU : CM. Dan opname pada kamar 11.
4. Riwayat penyakit lalu
• Penyakit yang pernah dialami = Typoid
• Alergi = Udara dingin (badan memerah)

B. KESEHATAN KELUARGA
Di dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit keturunan.

III. POLA KESEHATAN PASIEN
1. ASPEK FISIK-BIOLOGIS
a. POLA NUTRISI
• Sebelum sakit
Frekuensi : 3 x sehari
Jenis makanan : Nasi, sayur lodeh, sayur asem, sayur gori kadang oseng-oseng buncis, kacang. Lauk yang pasti setiap hari ada persediaan tahu, tempe, telor kadang 1 minggu 2 x makan ayam, 2 x ikan laut.
Kebiasaan makan : di rumah
Banyaknya minum :  8 gelas/hari (gelas beling biasa = 1.600 cc)
jenis minuman : Air putih, sering mengkonsumsi minuman es.
• Selama sakit
Frekuensi : 3 x sehari
Jenis makanan : Bubur biasa, tahu, sayur sup, ayam
Porsi makan yang dihabiskan : ¼ porsi yang disediakan
Banyak minum/hari :  3 gelas (900 cc) gelas takaran RS
jenis minuman : Air putih, the manis
keluhan : mual, muntah

b. POLA ELIMINASI
• Sebelum sakit
o Buang air besar
Frekuensi : 2 x sehari
Waktu : Pagi, sore
Warna : Kuning
Konsistensi : Lembek
Tidak memakai obat pencahar
o Buang air kecil
Frekuensi :  4 x sehari 800 cc
Warna : Kuning khas urine
Bau : Khas urine (amonia)
Tidak ada keluhan
• Selama sakit
o Buang air besar
Frekuensi : 1 x sehari
Waktu : Pagi
warna : Coklat
Konsistensi : Lembek cair
Tidak ada keluhan
o Buang air kecil
Frekuensi :  6 x sehari 900 cc
Warna : Kuning pekat
Bau : Khas urine

c. POLA AKTIVITAS ISTIRAHAT-TIDUR
• Sebelum sakit
o Keadaan aktiitas sehari-hari
- Kebiasaan olah raga : tidak pernah
- Kemampuan untuk beraktivitas sehari-hari : mandi, makan, BAK/BAB, memakai baju, turun naik tempat tidur, mobilisasi umum dapat di lakukan sendiri.
o Kebutuhan tidur
- Jumlah jam tidur dalam sehari
 Tidur siang :  2 jam
 Tidur malam :  8 jam
- Keluhan dalam tidur tidak ada
o Kebutuhan istirahat
- Klien istirahat pada waktu luang
• Selama sakit
o Keadaan aktivitas sehari-hari
- Kemampuan untuk aktivitas mandi, makan, BAB/BAK, memakai baju, turun naik tempat tidur dilakukan dengan bantuan perawat/keluarga.
o Kebutuhan tidur
- Jumlah jam tidur dalam sehari
 Tidur siang :  1 jam
 Tidur malam :  8 jam
- Keluhan dalam tidur biasanya ada, saat pasien mengalami demam yang tinggi
o Kebutuhan istirahat
- Pasien mengungkapkan jenuh dan bosan dalam tiduran terus.

d. POLA KEBERSIHAN DIRI
• Kebersihan kulit
- Klien mandi 2 x sehari menggunakan sabun mandi
- Terjadi perubahan pada kulit klien, hampir seluruh badan klien terdapat bentolan-bentolan merah
• Kebersihan rambut
- Klien mencuci rambut 1 x seminggu menggunakan shampo
- Rambut klien berminyak dan lepek
• Kebersihan telinga
- Telinga tidak keluar cairan
• Kebersihan mata
- Mata klien berwarna merah, gatal, dan biasanya mengeluarkan air
- Mata klien tidak ada kotoran
• Kebersihan mulut
- Klien selalu menggosok gigi saat mandi
• Kebersihan kuku
- Klien memotong kuku 1 minggu selalu
- Kuku agak panjang dan kotor


e. POLA REPRODUKSI-SEKSUAL
Tidak terkaji pasien menolak, apalagi status klien belum nikah.
f. POLA PERSEPSI SENSORI
- Alat bantu yang digunakan : -
- Gangguan pada penglihatan : Mata biasanya pedih buat melihat
- Gangguan pada pendengaran : -
- Persepsi diri :
 Hal yang dipikirkan saat ini adalah ingin cepat sembuh dan pulang.
 Harapan setelah menjalani perawatan adalah sembuh dan dapat beraktivitas seperti biasanya.

1. ASPEK MENTAL-INTELEKTUAL
a. PSIKOLOGI
 Emosional : pasien tenang tidak gelisah
 Komunikasi :
- Cara bicara pasien jelas
- Pasien mampu mengekspresikan pendapat
- Pasien menggunakan bahasa jawa dan kadang-kadang bahasa Indonesia.
 Pertahanan koping :
- Pengambilan keputusan dibantu oleh orangtuanya
- Hal yang dulakukan bila mempunyai masalah adalah tidur

b. INTELEKTUAL
Pengetahuan tentang penyakit di deritanya, pasien paham dan mengerti dari dokter dan perawat.

c. SOSIAL
Pembuatan keputusan dalam keluarga adalah orangtua, secara musyawarah dengan anggota keluarga yang ada di rumah.
d. SPIRITUAL
Kegiatan agama aktif dilakukan.

IV. PEMERIKSAAN FISIK
• Tanda vital
- Suhu : 384 0C
- Nadi : 92 x/menit
- Respirasi : 23 x/menit
- Tekanan darah : 130/90 mmHg
• Tingkat Kesadaran : Composmentis
• Keadaan umum : Pasien sakit sedang, infuse KAEN 3B terpasang pada tangan sebelah kanan.

a. KEPALA
- Bentuk lonjong
- Rambut berminyak dan lepek
• Mata
- Reflek terhadap cahaya baik
- Ada kemerahan pada matanya
• Telinga
- Bentuk simetris
- Tidak keluar secret dari kedua telinga
- Fungsi pendengaran baik
- Tidak menggunakan alat Bantu dengar
• Hidung
- Sekret hidung tidak ada
- Nyeri sinus, polip tidak ada
- Fungsi pembauan baik
• Mulut dan tenggorokan
- Kemampuan bicara jelas, tidak ada gangguan menelan

• Leher
- Tidak ada pembesaran tonsil
- Tidak ada pembesaran vena jugularis

b. DADA
• Inspeksi
- Dada simetris
- Jeis pernafasan vesikuler
• Palpasi
- Dada simetris pada saat bernafas
- Rasa sakit tidak ada
- Nyeri tekan tidak ada
- Tidak ada massa
• Perkusi
- Bunyi dullness pada daerah jantung
- Batas-batas jantung
 Kanan : linea sternalis kanan ics 2
 kiri : Mid klavikula kiri ics 5
• Auskultasi
- Terdapat suara vesikuler pada semua lapang paru
- Tidak terdapat suara tambahan pada pernafasan

c. PAYUDARA
Tidak ada pembesaran payudara

d. PUNGGUNG
Tidak ada kelainan bentuk punggung




e. ABDOMEN
• Inspeksi
- abdomen simetris
- umbilikus terdapat di tengah dan tidak ada kotoran
• Auskultasi
- Bunyi bising usus 18 x/menit
• Perkusi
- Sonor di seluruh lapang abdomen
• Palpasi
- Terdapat nyeri pada ulu hati

f. GENETALIA
Tidak terkaji, karena pasien menolak

g. EKSTREMITAS
• ATAS
- Anggota gerak atas lengkap (jari tangan 10)
- Lengan tangan sebelah kanan terpasang infuse KAEN 3B
- Kekuatan otot tangan 5
• BAWAH
- Anggota gerak bawah lengkap
- Kekuatan otot kaki 5









V. DIAGNOSTIK TEST
• LABORATORIUM
Hasil Satuan Nilai normal
Hitung jenis
Segmen
Eritrosit
MCV
MCH
Gol. darah
Kimia
SGOT (AST)
SGPT (ALT) :
82,1
5,32
85,00
28,60
A
:
79,0
78,4
H %
H juta/mmk
L FL
L pg


H U/I
H U/I
47,0 - 80,0
4,10 – 5,30
92,00 – 121,00
31,00 – 37,00


0,0 – 37,0
0,0 – 41,0

VI. PROGRAM PENGOBATAN
• Per oral
- Sistenol 3x1
- Imbosi 3x1
- Rizen 1x1
- Isoprenosin 3x1
- Cefadroxil 500 mg 2x1
- Paracetamol 3x1
- Benadryl exp 3x1
• Injeksi
- Vomidex 1 amp
- Rantin 1 amp
- Kalmektason





ANALISA DATA
NO. DATA MASALAH PENYEBAB
1.





2.










3. DS : Pasien mengatakan
badannya demam
DO :
- Suhu lebih 384 0C
- Kulit kemerahan
- Menggigil
DS :
- Pasien mengatakan perutnya nyeri pada daerah ulu hati
- Mual dan muntah
- Tidak nafsu makan
DO :
- Porsi yang dihabiskan ¼ dari hidangan
- Setiapmakan pingin muntah
DS : Pasien mengatakan
badannya lemah dan
lemes bila
beraktivitas
DO : ADL dibantu
perawat dan
keluarga Hipertermi






Risti Nutrisi









Intoleransi Aktivitas Penyakit infeksi






Anoreksia









Kelemahan Fisik





DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Hipertermi b/d penyakit infeksi ditandai dengan :
DS : Pasien mengatakan badannya demam
DO :
- Suhu lebih 384 0C
- Kulit kemerahan
- Menggigil
2. Risti Nutrisi b/d Anoreksia ditandai dengan :
DS :
- Pasien mengatakan perutnya nyeri pada daerah ulu hati
- Mual dan muntah
- Tidak nafsu makan
DO :
- Porsi yang dihabiskan ¼ dari hidangan
- Setiap makan pingin muntah
3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik ditandai dengan :
DS : Pasien mengatakan badannya lemah dan lemas bila beraktivitas
DO : ADL dibantu perawat dan keluarga













Nama pasien : Nn. L
Ruang : F
Diagnosa medis : Morbilli
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
1.















2.














3. Tgl. 01-02-2006 Jam : 15.00
Hipertermi b/d penyakit infeksi ditandai dengan :
DS : Pasien mengatakan badannya demam
DO :
- Suhu lebih 384 0C
- Kulit kemerahan
- Menggigil







Tgl.01-02-2006 Jam 15.00
Risti nutrisi b/d anoreksia ditandai dengan :
DS :
- Pasien mengatakan perutnya nyeri pada daerah ulu hati
- Mual dan muntah
- Tidak nafsu makan
DO :
- Porsi yang dihabiskan ¼ dari hidangan
- Setiap makan pingin muntah

Tgl.01-02-2006 Jam.15.00
Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik ditandai dengan :
DS : pasien mengatakan badannya lemah dan lemas bila beraktivitas
DO : ADL dibantu perawat dan keluarga


Tgl. 01-02-2006 Jam : 15.15
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam suhu klien dalam batas normal dengan kriteria :
- Suhu tubuh 36,50C-370C
- Tidak ada hiperventilasi kulit kemerahan
- Pusing, demam berkurang atau hilang
- Nadi : 60-100 x/menit

Tgl.01-02-2006 Jam 15.20
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan BB klien normal dengan criteria :
- Tidak mual dan muntah
- Nafsu makan meningkat
- Turgor elastis



Tgl.01-02-2006 Jam 15.10
Setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam diharapkan pasien :
- Berpartisipasi dalam tindakan yang diinginkan
- Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur Tgl.01-02-2006 Jam 16.00
1. Pantau suhu pasien (derajat dan pola) : perhatikan menggigil/dieiforesis
2. Pantau suhu lingkungan, batasi tambahan linen tempat tidur sesuai indikasi
3. Berikan kompres mandi hangat hindari penggunaan alcohol
4. Kolaborasi :
- Berikan anti piretik


Tgl.01-02-2006 Jam 15.30
1. Kaji abdomen dengan sering untuk kembali ke bunyi yang lembut, penampilan bising usus normal.
2. Jelaskan alasan tipe diet
3. Ukur masukan diet harian dengan jumlah kalori
4. Kolaborasi : Pertahankan status puasa bila di indikasikan

Tgl.01-02-2006 jam 15.20
1. Kaji respon pasien terhadap aktivitas
2. Instruksikan pasien tentang teknik menghemat energi
3. beri dorongan untuk melakukan aktivitas/perawatan diri bertahap.



Tgl.01-02-2006 Jam:16.15
1. Suhu 38,90-41,10C menunjukkan proses penyakit infeksius akut. Menggigil sering mendahului puncak suhu
2. Suhu ruangan/jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal
3. dapat mengurangi demam. Alkohol mungkin menyebabkan kedinginan/peningkatan suhu secara actual.
4. Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada hipotalamus.

Tgl.01-02-2006 Jam 15.40
1. Menunjukkan kembalinya fungsi usus ke normal dan kemampuan untuk memulai masukan peroral.
2. Diet yang tepat penting untuk kesembuhan.
3. Memberikan informasi tentang kebutuhan pemasukan/definisi
4. Pada umumnya pengistirahatkan diperlukan untuk menurunkan kebutuhan pada hati dan produksi ammonia.



Tgl.01-02-2006 Jam 15.30
1. Mengkaji/membantu dalam respon fisiologi terhadap stress aktivitas.
2. Teknik menghemat energi mengurangi penggunaan energi juga membantu keseimbangan.
3. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan jantung bekerja.


EVALUASI

Nama pasien : Nn.L
Ruang : F
Diagnosa medis : Morbilli
DX. TGL/JAM CATATAN PERKEMBANGAN TT
I.








II.









III.





I.






















II.























III.




















I.













II.

























III. 01-02-2006

14.50
15.20
16.00
18.00
20.50


01-02-2006
15.45
15.55


16.10

20.55


01-02-2006
14.10
18.00
21.00


02-02-2006








07.10

09.00

10.00
10.30

19.50






02-02-2006








08.00
08.15

08.30


08.10
13.55







02-02-2006






07.10
07.30
07.40
11.00




14.00





03-02-2006







07.10


09.30
13.50

03-02-2006














08.00
08.15
08.30


13.55





03-02-2006






07.30

14.00 I : Mengobservasi KU pasien
KU : sedang, CM
1. Memberikan selimut kepada pasien
2. Mengukur suhu : 384 0C
3. Memberikan obat paracetamol
4. Memberikan kompres dingin
E :
Pasien mengatakan badannya msih lemah dan demam.
I :
1. Menyajikan makan sore
2. Menganjurkan pada pasien untuk menghela nafas panjang apabila terasa mual dan muntah
3. Memberikan obat anti mual dan muntah
E :
Pasien mengatakan perutnya masih terasa mual
I :
1. Memandikan pasien di tempat tidur
2. Membantu klien BAB
E :
Pasien mengatakan badannya masih lemas dan tidak bertenaga.
S : Pasien mengatakan badannya
terasa meriang
O :
- Suhu 390C
- Badannya panas
- Kulitnya kemerahan
A : Masalah hipertermi belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
I :
1. Mengobservasi KU pasien, KU lemah
2. Memasang infus di tangan kiri (infus KAEN 3B)
3. Memberikan obat paracetamol
4. Memberikan selimut hangat
E :
S : Pasien mengatakan badannya
masih lumayan meriang
O : Suhu 380C
Badannya hangat
Kulitnya masih kemerahan
A : Masalah hipertermi belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
S : Pasien mengatakan perasaannya
kalau makan terlalu banyak
perutnya masih mual
O : Makan yang dihabiskan 1/5 porsi
A : Masalah gangguan nutrisi belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi

I :
1. Menyajikan makan pagi
2. Mengobservasi porsi yang dihabiskan pasien
3. Mengkaji perutnya masih mual dan pingin muntah tidak setelah makan
4. Memberikan obat anti mual
E :
S : Pasien mengatakan mualnya
sedikit berkurang dan tidak muntah
O : Pasien sudah mulai ngemil
makanan sendiri
A : Masalah gangguan nutrisi mulai
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
S : Pasien mengatakan badannya
sudah lumayan bertenaga
O : Mulai duduk semifowler
A : Masalah intoleran aktivitas mulai
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
I :
1. Memandikan klien di tempat tidur
2. Melepas infus
3. Mengganti alat tenun
4. Membantu klien BAK di tempat tidur
E :


S : Pasien mengatakan badannya
mulai segeran
O : Klien mulai belajar duduk sendiri
A : Masalah intoleran aktivitas mulai
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
S : Pasien mengatakan badannya
sudah tidak terasa demam lagi
O : Suhu 370C
Badannya tidak hangat
Kulitnya mulai hilang
kemerahannya
A : Masalah hipotermi mulai teratasi
P : Lanjutkan intervensi
I :
1. Mengobservasi KU pasien
Pasien lebih segar
2. Memberikan obat pagi
E :

S : pasiem mengatakan badannya
sudah segeran
O : Suhu 368C
Badannya tidak panas lagi
A : Masalah gangguan nutrisi mulai
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
S : Pasien mengatakan makannya
mulai berselera
O : Makan yang dihabiskan hampir 1
porsi semua
A : Masalah gangguan mutrisi mulai
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
I :
1. Menyajikan makan pagi
2. Mengobservasi porsi makan yang dihabiskan
3. Mengkaji mual dan muntahnya
E :
S : Pasien mengatakan perutnya tidak
mual lagi
O : Selera makan mulai mambaik
A : Masalah gangguan nutrisi mulai
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
S : Pasien mengatakan mulai
beraktivitas sendiri
O : Aktivitas mulai dilakukan sendiri
A : masalah intoleran aktivitas mulai
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
I :
1. Memasang linen/alat tenun
E :
S : Pasien mengatakan sudah mampu
beraktivitas sendiri
O : Aktivitas dilakukan sendiri
A : Masalah intoleran aktivitas teratasi
P : Intervensi dihentikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar